Presentasi 5: Pembentukan Struktur Sekunder dan Tersier pada Protein
- April 23, 2018
- By HANA
- 3 Comments
ANALISIS STRUKTUR
PROTEIN: PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER
Pada
pembahasan arsitektur protein
digunakan pembagian empat tingkatan struktur.
Struktur primer
adalah urutan asam
amino. Struktur sekunder
berhubungan dengan pengaturan
kedudukan ruang residu
asam amino yang berdekatan
dalam urutan linier.
Pengaturan sterik ini
memberi struktur periodik. Heliks-α
dan untai-β menunjukkan struktur
sekunder. Struktur tersier menggambarkan pengaturan
ruang residu asam
amino yang berjauhan dalam
urutan linier dan
pola ikatan-ikatan sulfida.
Perbedaan antara struktur sekunder dan struktur tersier tidaklah terlalu
jelas. Di samping itu dikenal juga
adanya struktur kuarterner dan struktur
supersekunder.
1.
Struktur Primer
Pada
tahun 1953, Frederick
Sanger menentukan urutan
asam amino insulin, suatu
hormon protein. Hal
ini merupakan peristiwa
penting karena pertama kali
memperlihatkan dengan tegas bahwa protein mempunyai urutan asam amino
yang tertentu yang
tepat. Urutan asam
amino inilah yang kemudian
dikenal sebagai struktur
primer. Fakta yang
menyolok menyatakan bahwa
tiap protein mempunyai urutan
asam amino yang khas dengan urutan yang sangat tepat.
Pada protein, gugus karboksil-α asam amino
terikat pada gugus amino-αasam amino lain dengan ikatan peptida (disebut juga ikatan
amida). Pada pembentukan suatu dipeptida
dari dua asam
amino terjadi pengeluaran satu molekul air
yang dapat dilihat
pada Gambar 2.5.
Keseimbangan
reaksi ini adalah ke arah
hidrolisis tidak pada sintesis. Oleh sebab itu, biosintesis ikatan peptida
memerlukan energi bebas, sebaliknya hidrolisis ikatan peptida secara termodinamika
bersifat eksergonik.
Banyak
asam amino yang
berikatan melalui ikatan
peptida membentuk rantai
polipeptida yang tidak bercabang (Gambar 2.7).
Satu unit asam amino dalam rantai
polipeptida disebut residu. Rantai
polipeptida mempunyai arah sebab
unit penyusun mempunyai
ujung yang berbeda,
yaitu gugus amino-α dan
gugus karboksil-α. Berdasarkan
kesepakatan, ujung amino
diletakkan pada awal rantai
polipeptida; berarti urutan
asam amino dalam
rantai polipeptida ditulis dengan
diawali oleh residu aminoterminal. Pada
suatu tripeptida Ala-Gly-Trp (AGW),
alanin merupakan residu
aminoterminal dan Triptofan merupakan
residu karboksil-terminal. Harus
diperhatikan bahwa Trp-Gly-Ala
(WGA) merupakan tripeptida yang berbeda.
Rantai
polipeptida terdiri dari
bagian yang berulang
secara beraturan yang disebut
rantai utama, dan
bagian yang bervariabel
yang membentuk rantai samping.
Rantai utama kadang-kadang
disebut tulang punggung. Kebanyakan rantai
polipeptida di alam
mengandung antara 50
sampai 2000 residu asam
amino. Berat molekul
rata-rata residu asam
amino adalah 110, berarti
berat molekul rantai polipeptida
adalah antara 5.500
dan 220.000. Massa protein dapat
juga dinyatakan dalam dalton; satu dalton sama dengan satu unit massa atom.
Suatu protein dengan berat molekul 50.000 mempunyai massa 50 kd (kilodalton).
Sejumlah
protein mempunyai ikatan disulfida.
Ikatan disulfida antar rantai maupun
di dalam rantai
terbentuk oleh oksidasi
residu sistein. Disulfida yang
dihasilkan adalah sistein (Gambar 2.8).
Protein intra
sel umumnya
tidak mempunyai ikatan
disulfida, sedangkan protein ekstrasel sering mempunyai
beberapa. Ikatan lintas
non-belerang yang berasal
dari rantai samping lisin
ditemukan pada beberapa
protein. Misalnya, serat kolagen
dalam jaringan ikat
diperkuat dengan cara
ini, sama seperti
fibrin pada pengumpulan darah.
2.
Struktur Sekunder
Pauling
dan Corey mempelajari berbagai
kemungkinan konformasi polipeptida dengan membuat model-model molekul.
Mereka sangat mentaati
hasil pengamatan sudut ikatan
dan jarak pada
asam amino dan
peptida kecil. Pada
tahun 1951, mereka mengemukakan
dua struktur polipeptida
yang disebut heliks α dan lembar berlipat
β. Struktur ini berhubungan dengan
pengaturan kedudukan ruang residu asam
amino dalam urutan linier.
Heliks α
merupakan struktur berbentuk
batang. Rantai polipeptida utama yang
bergelung membentuk bagian
dalam batang dan
rantai samping mengarah ke luar
dari heliks. Bentuk heliks α dimantapkan oleh ikatan hidrogen antara gugus NH
dan gugus CO pada
rantai utama. Gugus
CO setiap asam
amino membentuk ikatan hidrogen
dengan gugus NH asam amino terletak pada empat residu di depannya pada
urutan linier. Berarti semua
gugus CO dan
gugus NH pada rantai
utama membentuk ikatan
hidrogen. Tiap residu
asam dengan residu berikutnya sepanjang
aksis heliks Gambar 2.10.
Heliks α yang saling berpilin ditemukan
pada miosin dan tropomiosin otot, pada fibrin
gumpalan darah dan
pada keratin rambut.
Bentuk heliks pada protein ini mempunyai peran mekanis
dalam pembentukan berkas serat yang kaku
seperti duri landak.
Sitoskeleton (penyangga bagian
dalam) suatu sel mengandung banyak filamen yang merupakan
dua untai heliks α yang saling berpilin. Struktur heliks α telah disimpulkan
oleh Pauling dan Corey enam tahun sebelum
struktur ini terbukti
pada mioglobin dengan
pemeriksaan menggunakan
sinar X. Uraian
tentang struktur heliks α
ini merupakan peristiwa penting
dalam sejarah biologi
molekuler sebab memperlihatkan bahwa konformasi rantai
polipeptida dapat diperkirakan
bila sifat komponennya diketahui
dengan teliti dan tepat.
Pauling
dan Corey menemukan
corak struktur periodik
yang lain yang dinamakan lembar
berlipat β (disebut β sebab
merupakan struktur kedua yang mereka temukan sedangkan heliks α
sebagai struktur pertama). Lembar berlipat 0 berbeda dengan heliks a yang
berbentuk batang. Rantai polipeptida lembar berlipat β disebut untai β,
berbentuk lurus terentang tidak bergelung tegang seperti heliks α. Rantai polipeptida
yang bersebelahan pada lembar
berlipat β dapat searah (lembar
β paralel) atau berlawanan
arah (lembar β antiparalel). Misalnya, fibroin
sutra hampir seluruhnya
terdiri dari tumpukan
lembar βantiparalel. Bagian lembar β seperti ini
merupakan struktur yang
berulang pada banyak protein.
Sering dijumpai unit
struktur yang terdiri
dari dua sampai lima untai lembar
β paralel atau antiparalel.
3.
Struktur Tersier
Struktur
tersier menggambarkan pengaturan
ruang residu asam
amino yang berjauhan dalam
urutan linier dan pola ikatan-ikatan
disulfida. Perbedaan antara struktur
sekunder dan tersier
tidaklah terlalu jelas
(lihat Gambar 2.15).
Kolagen
memperlihatkan tipe khusus
suatu heliks dan merupakan
protein yang paling
banyak ditemukan pada
mamalia. Kolagen merupakan komponen
serat utama dalam
kulit, tulang, tendon, tulang
rawan dan gigi. Protein
ekstrasel ini mengandung
tiga rantai polipeptida
berbentuk heliks, yang masing-masing
sepanjang hampir 1000
residu. Urutan asam amino
dalam kolagen sangat
beraturan: tiap residu
ketiga hampir selalu glisin. Dibanding dengan protein
lain kandungan prolin
dalam kolagen juga tinggi.
Selanjutnya, kolagen mengandung
4-hidroksiprolin yang jarang ditemukan dalam
protein lain. Urutan
glisin-prolin-hidroksiprolin
(Gly-Pro-Hyp) sering kali dijumpai.
Kolagen merupakan molekul berbentuk batang,
dengan panjang kira-kira 3000 oA dengan diameter
hanya 15 oA. Corak heliks
dari gabungan ketiga rantai polipeptida,
sama sekali berbeda
dengan heliks α dalam satu
untai tidak ditemukan ikatan hidrogen. Tetapi, masing-masing untai
heliks kolagen distabilkan oleh daya
tolak menolak cincin
pirolidin residu prolin
dan hidroksiprolin. Dalam bentuk
heliks ini yang
lebih terbuka daripada
heliks yang terpilin tegang, cincin-cincin pirolidon berjauhan letaknya.
Ketiga untai polipeptida saling berbelit membentuk superheliks.
Jarak
aksis tiap residu
dalam superheliks adalah
2,9 oA dengan hampir tiga residu
pada tiap putaran. Ketiga untai heliks ini saling berikatan melalui ikatan hidrogen.
Sebagai donor hidrogen
adalah gugus NH
residu glisin dan gugus
CO residu pada
rantai yang berlainan
bertindak sebagai akseptor hidrogen. Gugus
hidroksil residu hidroksiprolin juga
berperan pada pembentukan ikatan
hidrogen. Dengan ini dapat dimengerti mengapa glisin menempatkan diri pada tiap
posisi ketiga pada
rentangan seribu residu
yang membentuk heliks
kolagen. Bagian dalam heliks tiga
untai ini sangat
padat. Ternyata glisin
merupakan satu-satunya
residu yang cocok
pada bagian dalam.
Karena ada tiga
residu pada tiap putaran
heliks, maka tiap
residu ketiga pada
setiap untai tersebut haruslah glisin. Residu asam amino
bersebelahan dengan glisin terletak pada bagian luar untai dan ruang ini cukup
untuk residu prolin dan hidroksiprolin yang besar.
Protein
yang terdiri atas
lebih dari satu
rantai polipeptida mempunyai tingkat organisasi
struktural tambahan. Masing-masing
rantai polipeptida disebut sub
unit. Struktur kuarterner
menggambarkan pengaturan sub
unit protein dalam ruang. Misalnya hemoglobin, terdiri atas dua rantai α
dan dua rantai β. Susunan sub
unit hemoglobin pada
tetramer ini berperan
pada komunikasi antartempat pengikatan
O2, C O2, dan H+ yang berjauhan. Virus sangat memanfaatkan
informasi genetik yang
terbatas dengan membentuk selubung yang
terdiri dari sub
unit-sub unit yang
sama secara berulang
di dalam susunan yang simetris.
PERMASALAHAN
1. Di samping primer, sekunder, dan tersier,
dikenal juga adanya
“struktur kuarterner“ dan “struktur
supersekunder” pada protein. Jelaskan!
2. Apa penyebab rantai polipeptida
mempunyai arah?
3. Apa yang dimaksud dengan “residu amino-terminal” dan “residu karboksil-terminal” pada rantai polipeptida?